Jumat, 29 Oktober 2010

KUE SiFON ♥


Suatu hari di sebuah bakery di Taipei..

“Iya Tuan, Kue tartnya mau diantar kemana? bisa minta nomor yang bisa menghubungi Tuan atau alamatnya?

Baik, terimakasih.. Pesan anda akan segera kami antarkan.”ucap sancai saat menerima pesanan dari seseorang yang bernama Tuan Gao.

“Yesha, kau jaga toko sendiri dulu ya. Aku mau mengantarkan pesanan kua tart” ucap sancai kepada pegawai lain yang bernama Yesha.

Hari itu hari begitu cerah, sehingga membuat sancai begitu semangat untuk mengantar pesanan itu. Tapi saat dia sampai ke alamat yang ditujunya, dia melihat seorang pria (sepertinya dari toko bakery lain) meletakkan sekotak kue tart di depan rumah itu sambil berkata, “dasar nenek tua gilak!” langsung pergi begitu saja dan meninggalkan kuenya tepat di depan pintu rumah tsb. Ternyata disana sudah banyak kue tart yang dibuang.

Sancai langsung saja memencet bel rumah itu, tapi dia malah di maki pemilik rumah itu dari dalam rumah. Tapi dia tidak menghiraukannya, dia terus memencet bel sampai pemilik rumah itu keluar dan mengusirnya. Dia terus memencet bel, dan pemilik rumah itu keluar lagi, “Pergi kau! Bawa saja kue mu itu pulang” ucap nenek yang bernama Ny.Jang itu.

“tapi kue ini sudah di bayar, dan aku harus memberikannya untuk anda” kata sancai sambil menyodorkan kue tart itu.

“Berikan saja pada anjing! Karna aku tidak butuh kue itu. Sekarang Pergilah! Jangan ganggu aku lagi” ucap nenek itu dan langsung menutup pintunya (gag sopan ya..).

Sancai kembali ke toko bakery dengan wajah agak sedikit bingung. Dia menceritakannya pada Yesha. Mereka langsung menghubungi nomer yg di tinggalkan Tuan Gao. Tapi ternyata itu adalah nomor telepon operator kantor, sehingga mreka makin bingung. “aku yakin pasti ada ssuatu yang gag beres, sepertinya tlah terjadi kesalahpahaman antara Tuan Gao dan Ny.Jang itu”kata sancai.

“iyaa. Mungkin tuan Gao itu anak durhaka, makanya kuenya gag di terima.” Kata Yesha. Ini membuat mereka berdua smakin penasaran. Sehingga sancai memutuskan untuk datang ke alamat yang ditinggalkan tuan Gao.

Ternyata alamat itu adalah sebuah kantor besar. Sancai langsung mencari info ke resepsionis ttg Tuan Gao. Tapi mreka tdk bisa membantu, karna Sancai tidak tau nama Tuan Gao dan orang yg bermarga Gao sangat banyak di Perusahaan itu. Karna tdak tau harus berbuat apa, sancai berdiri di dpan pintu masuk sambil menanyai setiap orang yang lewat, “Maaf, apakah anda Tuan Gao?”dia berdiri disitu selama 2 jam tapi dia tidak menemukan orang yang dia cari.

“Hey, nona. Apa yang kau lakukan? 1 jam lagi kau berdiri disini, aku mungkin akan di tegur atasan. Tolong jangan mengganggu disini. Silahkan keluar!” kata satpam disitu.

Tapi tiba-tiba muncul seorang kakek yang dari luar, pakainnya sangat rapi. Sancai langsung menanyai,”maaf. Apakah anda mengenal Tuan Gao? Saya ada urusan yang sangat penting dengan beliau”.

“ohya? Baiklah aku akan mengantarkanmu ke tempat tuan Gao.” Kata kakek itu dan mereka langsung berjalan ke arah lift. Satpam yang tadinya mengusir sancai justru mempersilahkannya. Ternyata kakek itu adalah direktur dari perusahaan besar itu. Sancai menceritakan kepada kakek itu ttg keperluannya datang kesitu. Ya, kakek itulah Tuan Gao. Sancai lega sambil menceritakan bahwa kue-kue yg dikirimkan tidak ada satupun yang diterima Ny.Jang.

“Saya yakin telah terjadi kesalah pahaman, hingga Nyonya itu tidak menerima Kue kue yang tuan kirim”

“Ya, ini semua salahku. Aku lupa apa kue kesukaannya. Hingga selama 30 tahun, dia selalu menolak kue-kue dan ucapan selamat ulang tahun yang ku kirimkan. Aku terlalu sibuk, aku melupakannya, aku tidak tahu harus berbuat apa supaya dia memaafkanku lagi. Hidupku kini hanya tinggal penyesalan ” Ucap kakek itu, sambil meneteskan air mata. “ohh..begitu rupanya. Kalau begitu, saya permisi pulang dulu. Ini kue tart yang tuan pesan saya kembalikan. Karna bagaimanapun, ini sudah di bayar. Saya permisi”

“terimakasih, nak” ucap kakek itu, dan sancaipun langsung pulang ke rumah, karna saat itu sudah jam 5. Toko sudah tutup.

Sementara Yesha sudah sampai di depan rumah. Dia kaget melihat banyak kue di dpan pintu rumah kostnya. Dia langsung bertanya pada tman satu kostnya, “itu kue dari siapa? Kok banyak skali?”

“itu kue untuk nenek (ibu kostnya). Tapi dia gag menerimanya. Ya sudah, biarlah.”

“hah? Ohy, nenek itu bermarga Jang ya?” yesha teringat dngan kue pesanan tadi pagi.

“kok baru tau? Jadi slama ini kau gag tau nenek bermarga apa? Anehh..!!” ucap tmannya sambil memberesi kue itu dan memasukkannya ke tong sampah. Yesha langsung berlari ke kamar nenek. Dia melihat nenek sedang memasukkan baju-baju kedalam koper. Ternyata nenek besok akan imigrasi ke Kanada.

Yesha sekarang mengerti, bahwa orang yang di ceritakan sancai tadi adalah nenek. “Nek, kenapa kue-kue itu di buang?”tanya Yesha agak sdikit memaksa. Tapi akhirnya nenek yang galak itu mau bercerita.

“itu adalah kue dari pria yang tidak tau malu. Brani-braninya dia bilang mencintaku, padahal kue kesukaanku pun dia tidak tau. Sekarang sudah 30tahun berlalu, tapi dia belum ingat juga dengan kue yang kusukai.”crita nenek itu sepenggal dan membuat yesha penasaran.

“memangnya kue apa sih, nek? Sampai segitunya..”

“Kue sifon. Kue itu adalah kue yg sangat bermakna bagiku. Aku ingat persis, saat itu kencan pertama kami. Kami janjian, tapi dia terlambat karna urusan Tugas akhir kuliahnya. Dia datang membawa sebungkus kue sifon. Dan melahapnya begitu saja tanpa mempedulikan aku. Aku merebutnya dan menghabiskannya. Sangat romantis menurutku. Dia berjanji, kelak jika dia sudah sukses, dia akan membawakan 10 kue sifon untuk kami makan berdua. Tapi janji itu tinggal janji. 2 bulan dia bekerja di perusahaan ayahnya, dia sangat sibuk sehingga dia benar-benar melupakan aku. Dia sama sekali tidak ingat janjinya. Sejak itu kami putus, dan sampai saat ini kami belum menikah satu sama lain. Aku sadar, aku sudah terlalu tua untuk ini. aKu lelah menunggunya mengingat janjinya itu. Itulah sebabya aku memutuskan untuk imigrasi ke Kanada dan menikmati masa tuaku disana.”Nenek terlihat begitu sedih ketika menceritakannya.

Setelah mendengar cerita itu, Yesha langung lari ke telepon umum, dan menelepon sancai. Dia menceritakannya pada sancai tentant Kue Sifon itu. Sancai langsung bergegas pergi menuju kantor yang tadi dan menemui Tuan Gao. Dia menyebutkan KUE SIFON, mendadak kakek itu langsung mengingatnya, “Xiao Jang, kau benarbenar pandai menyusahkan orang”ucapnya dengan nada yang sangat bahagia.

“Nak, ayo temani kakek membeli kue sifon Ke Yang Hua sekarang”kata kakek dengan smangat.

“Yang Hua? Itu jauh sekali! 5 jam dari Taipei. Kakek yakin? Tapi besok nenek akan imigrasi ke Kanada, apa masih sempat?”

“sangat yakin! Ayo cepat, supaya kita tidak terlambat besok.” Mobil langsung di siapkan, dan mereka berdua segera berangkat. Di sepanjang perjalan, kakek menceritakan janjinya itu pada sancai.

Tidak sampai 5 jam, mereka sudah tiba di Tempat yang dituju, Yang Hua. Tapi semua berubah, tidak terlihat seperti 30 tahun lalu. Mereka berdua menanyai org2 disekitar tempat itu Toko bakery yang dicari. Setelah 1 jam mencari-cari, akhirnya Mereka menemukannya dan segera berangkat kembali ke Taipei.

Nenek sudah siap berangkat ke bandara. Tiba-Tiba ada suara yang tidak asing baginya memanggil namanya, “Xiao Jang” dia memalingkan wajahnya dan melihat orang yang dia cintai tersenyum untuknya. Nenek sangat kaget ketika melihat di tangan Pria tua itu, dia membawa Kue sifon yang terlihat bentuknya sama seperti 30 tahun lalu.

Singkat cerita, akhirnya Tuan Gao dan Ny.Jang memutuskan untuk imgrasi bersama ke Kanada, dan memutuskan untuk menikah disana. Sebelum pergi ke kanada, Yesha bertanya Pada nenek, “Memangnya kue sifon itu seberapa enak sih, nek? Sampai-sampai nenek harus menunggu cinta nenek selama 30 Tahun?”

Nenek tersenyum dan berkata, “Coba kau bayangkan, Kue apa yang lebih manis daripada Sepasang Kekasih yang saling berbagi sepotong kue?”..

Sumber : Meteor Garden 2..

Yang saya tulis ulang…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan Tinggalkan komentar..!!
klo nggak, ku BOM nanti rumahmu..!!